Tentang Pesantren Suryamedar


Pesantren Suryamedar
merupakan sebuah Organisasi yang didirikan oleh Syaikh Rasno Mohamad Arif Nujaba Al Banyumasyi pada tanggal 11 Robiul Awal 1435 (13 Januari 2014) dan tercatat pada kantor Notaris Aghia Ramadheswari., SH., MKn yang berdomisili di Kabupaten Bandung.

Bermula dari kegiatan rutinan Majelis Arifiyah yang diadakan dikediaman Syaikh Arif (Laqob / Sapaan sehari-hari pengasuh, merupakan nama dari salah satu mualimnya di pondok saat itu) saat itu di Komplek Permata Biru blok T2 No 114 

Mendapat Tanah Wakaf

Kemudian setelah diresmikan menjadi organisasi Pesantren Suryamedar mendapat sebidang tanah wakaf dari ibu Hj. Tati Ratna Mulia seluas 1.423 meter yang terletak di Kp. Manjahbereum RT02/04 DS. Cileunyi kulon Kec. Cileunyi Kab. Bandung - Jawa Barat.

Mulai Pembangunan secara perlahan dan mendapat infaq untuk masjid

Kemudian dimulailah pembangunan Saung dari Bambu sebagai sekretariat juga kegiatan majelis ta'lim dan dzikir, sambil berjalan mengumpulkan pundi-pundi rupiah dari para jamaah, dan akhirnya mendapat infaq uang tunai secara bertahap dari Bapak H. Romdhon Bermanakusumah untuk dipergunakan pembangunan Masjid Al Akbar dan sarana penunjang lainnya yang hingga kini belum terselesaikan pembangunannya.

Dibuka ladang amal seluasnya

Syaikh Arif selalu Pengasuh terus mengajak kepada jamaah untuk bisa ikut serta didalam pembangunan sarana dan prasarana yang diperlukan, dan salahsatunya dengan cara menyebarkan informasi ini serta membuat celengan untuk ikut bangun pondok yang disebar ke beberapa toko milik teman atau jamaah.

Program Kegiatan

Hingga saat ini Syaikh Arif masih fokus kepada pembinaan jamaah majelis dzikir yang ia adakan di beberapa tempat, dan berencana akan menjadikan Pondok Pesantren Suryamedar an Nahdliyah sebagai Pusat Riyadhoh / Suluk bagi santri yang biasa mengikuti pengajian rutin bersamanya, selain program Suluk juga dibuka program Santri Salafiah dan Tahfidz Qur'an, serta Santri Kalong untuk warga sekitar yang diasuh oleh Umi Aisyah Milati Mustakima (istri beliau). 

Selain belajar ilmu agama dan Suluk, para santri juga akan dibekali dengan keilmuan kewirausahaan dan kepemimpinan, dua hal ini juga digeluti oleh Syaikh Arif yang notabene aktif di beberapa organisasi besar seperti : NU, BANSER, JATMAN, MATAN, HIPSI, GARDA PETANESIA, MACAN PAJAJARAN, GARDA WALISONGO, ANUWAS juga Koperasi NUJABA yang ia dirikan pula. 

Thoriqoh Al Mu'tabarrah dan Akidah Ahlussunah wal Jama'ah

Sebagai organisasi yang mengajarkan keilmuan thoriqoh tentu perlu di telusuri sanad keilmuannya, dan Syaikh Arif sendiri sejak kecil sudah dididik oleh beberapa Kyai di kampung halamannya yang teguh berpegang pada thoriqoh yang Mu'tabarrah dan berakidah ahlussunah wal Jama'ah, diantranya Thoriqotul Hidayah, Naqsyabandiyah, Qodiriyah, Syadziliyah, Syathoriyah dengan beberapa sanad thoriqoh dari guru-gurunya yang kesemuanya Mu'tabarrah dan satu keharusan bahwa thoriqoh Mu'tabarrah mesti berakidah Ahlusunah wal Jama'ah.